Waspada akan manusia separuh iblis
Berjenis wanita bernama feminis
Tolak syari’at bicara sok kritis
Sering dengan nada sinis
Sebut ukhti tekstualis
Padahal mereka cuma mengais
Dari sampah pikiran kafir najis
Mereka lancang bicara:
“Jilbab itu budaya…”
“Jadi cintailah produk kita…!”
Tapi ukhti harus waspada
Karena itu tipuan belaka
Mereka sendiri malu pake koteka
Dengan nyelekit
Mereka bilang, “Poligami amit-amit…”
“Hanya bikin sakit hati…”
Hasilnya? Suami pergi tanpa pamit
Selingkuhpun terjadi tak sedikit
Hingga perzinaan dilakukan di gang sempit
Mereka sibuk melombakan kefasikan
Melalui kontes ratu-ratuan
Obral aurat dijual murahan
Iman dan akhlak bukan ukuran
Layaknya di pasar hewan
Yang dinilai hanya keelokan, kemolekan, dan kemontokan
“Kita harus menjadi wanita mandiri…”
“Setara itu harga mati…”
Diucapkan dengan tak tahu diri
Lupakan fitri ciptaan Rabbul Izzati
Tapi, renungkanlah dengan teliti
Dan lihatlah profesi koki
Mengapa banyak dilakukan lelaki
Tapi kami tak pernah tuntut emansipasi
Wahai wanita beriman…
Jangan hiraukan syubhat murahan
Berteduhlah di bawah naungan Al-Qur’an
Mengikutlah pada Rasul akhir zaman
Sepaham dengan Sahabat era keemasan
Hikmah kan muncul ke permukaan
Jannah menanti dengan yakut dan marjan
.
Aria Ibnu Solihun
Disadur dari Majalah Qiblati, edisi 04 tahun IV, hal. 33
Bakal jadi lirik rap yang bagus… π
Kasar amat tulisannya, gaya tulisannya mirip orang yg gak sekolah, hehe *peace*
Ok! sepakat.. sepakat…
waspada akan talbis iblis..,
barakallohufik.
akhwat malang ^_^
Yg baik akan menang diahir episode ^^
amin………… π
setuju kak,,,,,,,,,,,,,,,,, :dance: π
setuju! π
mMm…. π
Manggut- manggut
wah trekbek kemana2…..lha jilbab montokku gimanah? π
wahhh akhirnya bisa juga berkunjunga ke sini, bolak balik kesini halamannya blank
Jaman sekarang banyak yang tertipu
yang udah hati-hati aja banyak yang ketipu
hmmmmm……yaaaaa…..yaaaa….yaaaa….. π
*sok paham ;)) *
ya, semoga kita terhindar dari ‘pemolesan tipu’ sedemikian.. untuk itu, yuk sama-sama nambah ilmu terus. lagian emang bahaya kan ngelakuin atau memasang mindset tentang sesuatu tanpa cari2 tau dulu sebelumnya. hehehe.
btw, ditniz, buat feednya dibikin full dunk, biar yang baca pake google reader di hape ga repot.. hihihi.. nuhun..
postingannya mantab! ^^
hem hem.. *angguk2*
hemm…. *berpikir*
heuuu… *menghela nafas*
hemm…. *berpikir lagi*
@mbelGedezβ’:
;))
@Witha:
yup. siiip…
@goes:
ehehhee…
@valupyne:
justru jilbablah yang akan menjaga sikap kita lho. klo udah berjilbab, pasti bakal berpikir lebih panjang kan buat bersikap yang neko-neko. kan udah pake jilbab… π
@denologis:
π
@Menik:
siiipp, saya setuju banget sama kalimat yang pertama…
@bedh:
apa yang semestinya dilakukan wanita udah diatur semua kok dalam islam. jadi mo nuntut apa lagi ?? kan udah lengkap… π
@mayssari:
yup…
@erander:
iya nih…makanya disadur… π
@wen:
holoh…jadi kaya Bang Napi… π
@antie:
amiiiinn…
@Takodok!:
hu’uh…adit emang hebad banget nyadurnya… π
@hanna:
ehehheee…
@toim:
ini bukan Adit yang bikin, mba. ini nyadur… π
@Ihwan:
siiiiipp… π
@yuni cahya:
ehehhee…dua-duanya kali yah, mba…
@JelajahiDuniaEly:
alhamdulillah, saya sama Adit baik-baik ajah, mba… π
puisi bagus dengan makna yang dalam dan berbeda
Niez n Adit …. apa kabar ? π
“simbol – simbol sosial yang direpresentasikan telah mengalami konstruksi dari penulisnya”.
Wah jd inget salah satu kesimpulan skripsiku seperti kutipan di atas. Setauku faham feminisme sih banyak, kebanyakan emg dr barat. Dari puisi di atas pertanyaanku cuma satu : puisi itu tentang perempuan apa untuk perempuan ya? :dance:
Hati-hati jangan tertipu π